Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019
Last Leaf Tak sadar sebuah film membuatku penasaran pada sebuah daun terakhir. Terbesit kenapa harus daun terakhir? Karena pada potongan film yang terlihat hanya sehelai daun maple yang tertempel pada dinding rumah sakit. Dan daun   itu mengingatkannya pada sebuah karya O.Henry yang membuat yakin pada keadaannya bahwa semua akan baik-baik saja. Daun terakhir adalah sebuah cerita antara dua seniman muda bernama Sue dan Johnsy yang memiliki persaabatan yang teramat dalam dan persahabatan mereka pun diuji dengan penyakit yang diderita oleh salah satu sahabatnya. Dan pada hari Sue bertemu sesorang yang bernama Behrman, seorang pria yang lebih tua dari mereka berdua, seorang pelukis yang selalu bermimpi melukis sebuah mahakarya, dia selalu terlihat bahagia, Sue pun menceritakan keadaan sahabatnya yang tengah putus asa. Johnsy yang sudah pasrah dengan penyakitnya selalu mengatakan bahwa hidupnya sudah tak lama lagi hanya sampai daun terakhir yang gugur di luar jendela rumah kamar...
Dan (hanya) kuat. Anak pertama dikenal dengan anak sulung. Pernah dengar ungkapan “bahu anak pertama harus sekuat baja dan hatinya harus setegar karang”? Sepertinya hal itu benar adanya. Bukan karena saya juga anak sulung, namun banyak dari teman-teman saya juga notabennya adalah anak sulung. Kami pun banyak sharing seputar anak sulung. Dan benar adanya jika bahu anak pertama harus sekuat baja, dia harus bisa menjadi sandaran bagi adik-adiknya dalam keadaan apapun, dia pun terkadang harus menyimpan ”kesah” orang tua dari adik-adiknya agar mereka tak khawatir, si sulung selalu mempertimbangkan banyak hal karena dia yang pertama dan mendahulukan adik-adiknya.   Dan dari semua itu yang terpenting adalah dia harus menjadi contoh baik untuk adik-adiknya. Hatinya pun harus setegar karang yang selalu kokoh meski diterjang ombak. Dia harus tetap terliat riang dalam keadaan apapun agar tak membuat orang disekelilingnya gelisah walau hati tidak dalam keadaan baik. Dan seperti itulah ...